I.
PENDAHULUAN
Surat merupakan
bentuk komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau
lembaga yang lainnya, (Nurdin. 2005:189).
Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh
seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak kesalahan yang
sering kita temukan dalam halnya penulisan surat. Maka dari itu makalah ini
membahas tentang seluk beluk surat sehingga dapat memberikan informasi yang
mendalam kepada pembaca.
Pengenalan
terhadap jenis dan sifat surat merupakan hal yang penting diketahui agar dapat
mengambil suatu tindakan atau menyelesaikan sesuatu tugas yang sesuai dengan
isi atau maksud dari surat tersebut.
Sebagaimana yang
kIta ketahui bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana tata
cara penulisan surat yang baik dan benar, untuk itulah makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui sistematika cara penulisan surat yang baik dan
benar serta kita dapat membedakan format dan jenis-jenis surat yang
kita temui.
Oleh karena itu
kami ingin memaparkan bagaimana cara penulisan surat resmi yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, maka kami menyusun makalah ini dengan judul
”SISTEMATIKA PENULISAN SURAT DINAS”.
Penulisan
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa sebagai
panduan dalam penentuan dan penulisan surat resmi maupun tidak
resmi.
II.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Surat dan Jenisnya
Surat merupakan
sarana komunikasi tertulis. Surat dipandang sebagai alat komunikasi tulis yang
paling efesien, efektif, ekonomis, dan praktis dibandingkan dengan komunikasi
lisan. Apa yang dikomunikasikan melalui surat akan sampai kepada alamat yang
dituju sesuai dengan sumber aslinya. Peranan surat lebih penting lagi, terutama
dalam surat resmi, seperti surat yang dikeluarkan oleh organisasi/lembaga,
surat perjanjian jual beli, surat sewa-menyewa rumah, surat dagang, dan surat
resmi lainnya. Sifat resmi sebuah surat bukan dilihat dari sistematika,
penggunaan bahasa, dan isinya, melainkan juga mempunyai kekuatan hukum sebagai
bukti tertulis. Surat-surat dalam arsip lama dapat dipakai sebagai bahan
penelitian untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa lalu.
Dalam hal ini, surat berfungsi sebagar alat bukti historis. Surat-surat yang
telah diarsipkan itu dipakai sebagai alat pengingat.
Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas
beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1.
Surat keluarga ialah surat yang isinya membicarakan masalah
keluarga, perkenalan, atau persahabatan. Surat keluarga dapat berupa surat pada
orang tua, famili, kepada kenalan, dan sebagainya.
2.
Surat setengah resmi ialah surat yang ditulis oleh seseorang
atau perorangan kepada suatu organisasi atau instansi tertentu. Contohnya surat
lamaran kerja, surat permohonan izin membangun, surat izin masuk kantor, surat
pernyataan bersedia memilih dan dipilih.
3.
Surat sosial ialah surat yang dibuat oleh berbagai lembaga
sosial yang ditujukan kepada seseorang, organisasi, atau instansi tertentu. Isi
surat sosial selalu bersifat kegiatan sosial yang dikelola oleh lembaga yang
bersangkutan.
4.
Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan
perusahaan perdagangan yang isinya membicarakan masalah dagang atau perniagaan
(Arifin, 1987:7). Menurut Soedjito dan Solchan (1999:14), surat niaga atau
dagang ialah surat yang berisi masalah perniagaan atau perdagangan. Surat niaga
dibuat oleh suatu perusahaan yang ditujukan kepada semua pihak.
5.
Surat dinas ialah surat yang isinya meliputi masalah dinas
yang menyangkut administrasi pemerintah (Arifin, 1987:7). Menurut Sudarsa, dkk.
(1992:4), surat dinas atau surat resmi ialah segala komunikasi tertulis yang
menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat dinas hanya
dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua pihak yang
berhubungan dengan instansi tersebut.
2.2
Pengertian Surat Dinas dan
Jenisnya
Surat dinas
ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain
atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan
sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat
jabatan.
Sebuah surat
dinas dapat juga disebut surat resmi karena dikeluarkan oleh instansi resmi
pemerintah atau bukan swasta. Namun, surat resmi belum tentu dapat disebut
sebagai surat dinas.
Menulis surat
dinas tentu berbeda dengan menulis kedua jenis surat yang lain yaitu surat
pribadi dan surat niaga. Menulis surat dinas harus mengikuti aturan tertentu
mengenai sistematika, isi, dan bahasa surat.
Syarat sebuah
surat dinas:
1.
Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan
tidak diletakkan seenaknya, isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada
sasaran dan tidak bertele-tele,
2.
Bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus
komunikatif, sopan, mudah dipahami, simpatik, dan tidak menyinggung perasaan
penerima, harus bersih dan menggambarkan citra pengirimnya.
Beberapa jenis
surat yang termasuk surat dinas adalah sebagai berikut :
1.
Surat Permohonan
Surat permohonan
berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak lain. Misalnya
permohonan kepada seseorang untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar,
permohonan kepada pejabat untuk meresmikan suatu acara, Permohonan untuk
menyebarluaskan suatu informasi, Permohonan izin, Permohonan mutasi/pindah
tugas, dan permohonan peminjaman sesuatu.
Surat permohonan
lazimnya dikirimkan kepada instansi yang secara structural organisasi lebih
tinggi. Sementara untuk instansi atau pejabat yang lebih rendah, lebih tepat
disebut sebagai surat permintaan atau penugasan Dalam surat permohonan harus
disebutkan pokok pokok sebagai berikut.
a)
Identitas pemohon.
b)
Isi permohonan.
c)
Tujuan dan alasan memohon.
d)
Batas waktu maksimal untuk menjawab permohonan.
e)
Pernyataan kesungguhan dalam memohon.
2.
Surat Pemberitahuan
Surat
pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau sosialisasi informasi baru yang
perlu diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini sifatnya hanya
mengabarkan suatu berita sehingga tidak perlu untuk ditanggapi dalam bentuk
surat. Secara umum, sistematika surat pemberitahuan adalah sebagai berikut.
a)
Bagian pembuka, berisi masalah pokok surat
b)
Bagian isi, berisi rincian, uraian, keterangan, atau
penjelasan dari masalah pokok yang akan diberitahukan.
c)
Bagian penutup, berisi harapan agar pihak yang dituju
memaklumi hal yang disampaikan.
3.
Surat Keterangan
Surat keterangan
berisi keterangan resmi tentang status/kondisi seseorang atau barang yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Misalnya, surat berkelakuan baik,
surat keterangan sehat terbebas dari narkoba, surat keterangan tidak mampu, dan
surat keterangan pengalaman kerja. Surat ini biasanya dibuat oleh pimpinan atau
pejabat tinggi dalam suatu institusi atas permintaan seseorang vang
berkepentingan dengan isi keterangannya. Dalam surat keterangan ini, harus
disebutkan:
a)
data pribadi dan jabatan pihak vang membuat keterangan;
b)
data pribadi pihak vang diterangkan;
c)
isi keterangan;
d)
keterangan tanggal berlakunya surat; dan
e)
pernyataan bahwa keterangan yang dibuat adalah benar.
4.
Memo dan Nota Dinas
Memo merupakan
singkatan dari kata memorandum, yang berasal dari kata memory yang berarti
ingatan. Istilah nota berasal dari kata note yang berarti catatan. Memo atau
nota dinas adalah surat khusus yang dipakai antar pejabat di lingkungan suatu
lembaga. Pemakaian memo tersebut berbeda dengan memo pribadi.
Memo pribadi
dipakai oleh perseorangan dan dapat dikirim kepada siapa saja asal orang yang
dituju sudah kenal baik dengan pengirim memo pribadi itu.
2.3
Sistematika Surat Resmi atau
Surat Dinas
Dalam sistematika penulisan
surat resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut terdiri atas:
a)
kepala surat
b)
tanggal
c)
nomor, lampiran, dan hal atau perihal
d)
alamat surat
e)
salam pembuka
f)
isi surat
g)
salam punutup
h)
pengirim surat
i)
tembusan
j)
inisial.
1.
Kepala surat
Kepala surat yang lengkap
terdiri atas:
d)
nama instansi
e)
alamat lengkap
f)
nomor telepon
g)
nomor kotak pos
h)
alamat kawat
i)
lambang atau logo.
Nama instansi ditulis dengan huruf kapital alamat instansi,
termasuk di dalamnya telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada) ditulis
dengan huruf awal kata kapital kecuali kata tugas.
Nomor kode pos ditulis setelah nama kota tempat instansi itu
berada.
Contoh:
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa
Jalan
Daksinapati Barat IV, Rawamangun
Jakarta
13220
Kotak
Pos 2625 Telepon 4896558, 4894564
Kepala surat dapat pula
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
JALAN DAKSINAPATI BARAT IV, RAWAMANGUN
JAKARTA 13220
KOTAK POS 2625 TELEPON 4896558, 4894564
Dalam penulisan kepala surat
hendaklah diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Nama instansi jangan disingkat, misalnya Biro Diklat,
Depdikbud, tetapi Biro Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
2.
Kata jalan jangan disingkat menjadi Jln. atau Jl, tetapi
Jalan.
3.
Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat , yaitu Telepon,
bukan Tilpun atauTelpon dan jangan disingkat menjadi Tlp. atau Telp.
4.
Kata kotak pos hendaknya jangan disingkat K. Pos atau Kotpos.
Demikian pula, jangan digunakan P.O. Box atau Post Office Box.
5.
Kata alamat kawat jangan digunakan Cable Address tapi Alamat
Kawat.
6.
Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantara
tanda titik dua (:), sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya tidak diberi
titik.
Contoh:
- Telepon: 489.655.8
- Kotak Pos: 265.5
Seharusnya:
-
Telepon 4896558
-
Kotak Pos 2655
2.
Tanggal
Tanggal surat
ditulis secara lengkap, yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis
dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal tidak dicantumkan
nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Setelah angka
tahun tidak diikuti tanda baca apa pun, seperti tanda titik, titik koma, titik
dan garis hubung, selain itu, perlu diperhatikan hal berikut.
a) Nama bulan jangan ditulis
dengan angka, tetapi dengan huruf. Nama bulan yang ditulis dengan huruf tidak
boleh disingkat, misalnya Januari, Februari, Agustus, atau November, bukan
Jan., Agt, atau Nov.
b) Nama bulan hendaknya ditulis
dengan cermat, misalnya Februari, November,bukan Februari, Nopember.
c) Contoh penulisan tanggal
surat:
22
Maret 2003
3.
Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata nomor, lampiran dan hal ditulis dengan diawali huruf
kapital, Nomor, Lampiran, dan hal diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis
secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.
Penulisan kata Nomor dan Lampiran yang dapat disingkat
menjadi No. Dan Lamp, harus taat asas. Jika kata nomor ditulis lengkap maka
kata lampiran pun harus ditulis lengkap. Jika kata Nomor disingkat maka kata
lampiran pun harus disingkat.
Kata nomor diikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat
dengan kode yang berlaku pada instansi pengirim surat. Nomor surat dan kode
yang dibatasi oleh garis miring ditulis rapat pada spasi dan tidak diakhiri
tanda titik atau tanda hubung.
Penulisan nomor dan kode surat yang benar:
- Nomor:110/U/PPHBI/2003
- Nomor: 110/U/PPHBI/2003
Penulisan nomor dan kode surat tidak harus dibatasi garis
miring, tetapi dapat pula dibatasi tanda titik atau tanda hubung. Demikian
pula, isi kode surat tidak harus dengan huruf, tetapi pula dengan angka.
Misalnya:
- Nomor: 10.10.3.03.90 atau
- Nomor:10-10-3-03-90
Kata lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang
dilampirkan pada surat. Jika tidak ada yang dilampirkan, kata lampiran tidak
perlu ditulis.
Kata lampiran atau lamp, diikuti tanda titik dua yang
disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang yang ditulis dengan
huruf, tidak dengan angka dan tidak diakhiri dangan tanda baca lain. Pada awal
kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Contoh penulisan lampiran yang dianjurkan:
- Lampiran: satu berkas
- Lam: Satu berkas
Kata hal diikuti tanda titik dua disertai pokok surat yang
diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda
titik atau tanda baca lain. Pokok surat hendaknyadapat menggambarkan pesan yang
ada dalam isi surat.
Penulisan yang dianjurkan:
- Hal: Permohonan tenaga pengajar
- Hal: Penyeragaman bentuk surat
4.
Alamat surat
Dalam penulisan
alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk pertama adalah alamat yang
ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk kedua adalah
alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian hal atau sebelum salam
pembuka.
Untuk penulisan
alamat surat perlu diperhatikan hal berikut:
a)
penulisan nama penerima harus cermat dan langkap, sesuai
dengan kebiasaan yang dilakukan oleh yang bersangkutan (pemilik nama).
b)
Nama diri penerima diawali huruf kapital pada setiap
unsurnya, bukan menggunakan huruf kapital seluruhnya.
c)
Penulisan alamat penerima surat juga harus cermat dan lengkap
serta informati.
d)
Untuk menyatakan yang terhormat pada awal penerima surat
cukup dituliskan Yth. Dengan huruf awal huruf kapital disertai tanda titik
singkatan itu. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. Tidak diperlukan karena kata
kepada berfungsi sebagai kata penghubung antar bagian kalimat yang menyatakan
arah. Apabila diingat bahwa alamat pengirim tidak didahului kata dari yang
berfungsi sebagai penghubung antar bagian kalimat yang menyatakan asal.
e)
Kata sapaan seperti ibu, bapak, saudara digunakan pada alamat
surat sebelum nama penerima surat. Jika digunakan kata pada awal penerima, kata
itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Ibu, Bapak, Saudara dengan huruf awal huruf
kapital dan tanpa tanda titik atau tanda baca apa pun pada akhir kata itu.
f)
Jika nama orang
yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr. dr. Ir. atau Drs.
atau memiliki pangkat seperti kapten atau kolonel kata sapaan Ibu, Bapak, dan
Sdr. tidak digunakan.
g)
Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak
digunakan agar tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.
h)
Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis
penuh, yaitu Jalan, dengan huruf awal huruf kapital tanpa tada titik atau titik
dua pada akhir kata itu. Namun jalan atau gang, nomor, RT, dan RW ditulis
lengkap dengan huruf awal huruf kapital setiap unsur alamat. Namun kota atau
wilayah perlu nama propinsi, tidak di tulis dengan huruf kapital semua, tetapi
ditulis dengan huruf awal kapital dan tidak digaris bawahi serta tidak diakhiri
tanda baca apa pun, seperti tanda titik atau tanda hubung.
i)
Nama alamat yang
dituju hendaklah nama orang yang disertai nama jabatannya, atau nama jabatannya
saja dan bukan nama instansinya.
Contoh penulisan
alamat yang dianjurkan:
Yth. Bapak Sukoco
Kepala Biro Tata Usaha
Departemen A
Jalan Sarlintan Raya 17
Jakarta
5.
Penulisan Salam
Dalam penulisan
surat terdapat dua buah salam, yaitu (1)salam pembuka dan (2)salam penutup.
Penulisan kedua bentuk salam itu merupakan awal dalam berkomunikasi antara
penulis surat dan penerima surat.
Salam pembuka
lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat pembuka
isi surat. Salam penutup lazim ditulis di sebelah kanan bawah.
Salam pembuka
yamg sangat lazim digunakan adalah ungkapan dengan hormat dengan ketentutuan
sebagai berikut:
a)
Huruf pertama kata dengan pada ungkapan salam itu ditulis
dengan huruf kapital (Dengan).
b)
Huruf pertama kata hormat pada ungkapan salam itu ditulis
dengan huruf kecil, bukan huruf kapital (hormat).
c)
Pada akhir ungkapan salam pembuka itu dibubukan tanda koma,
bukan tanda titik, tanda seru, atau titik dua. (Dengan hormat,).
d)
Ungkapan lain yang digunakan sebagai salam pembuka adalah:
-
Salam sejahtera,
-
Saudara...,
-
Saudara...yang terhormat,
-
Ibu...yang terhormat,
-
Bapak...yang terhormat,
Disamping itu,
terdapat salam pembuka yang bersifat khusus, seperti:
-
Assalamuailaikum W.W.,
-
Salam pramuka,
-
Salam perjuangan,
-
Merdeka,
Penulisan ungkapan salam pembuka yang tidak cermat adalah
Dengan Hormat; Salam Sejahtera; Saudara Tuti yang Terhormat.
Penulisan ungkapan salam pembuka yang cermat adalah:
- Dengan hormat,
- Salam sejahtera,
- Saudara Tuti yang terhormat,
Salam penutup yang lazim digunakan adalah ungkapan hormat
kami, hormat saya, dan wasalam dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
huruf pertama kata hormat, salam, dan wasalam ditulis dengan
huruf kapital.
2.
Pada akhir salam penutup dibubukan tanda koma, bukan tanda
titik atau tanda baca lain, atau tanpa tanda baca apa-apa.
3.
Penulisan ungkapan salam penutup yang cermat adalah :
-
Hormat saya,
-
Hormat kami,
-
Wasalam,
6.
Isi Surat
Secara garis
besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan
paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga merupakan
bagian penutup. Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberi
tahukan. Paragraf pembuka berisikan pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan, atau
permintaan.
Contoh:
a.
Kami ingin memberitahukan kepada saudara bahwa...
b.
Salah satu kegiatan proyek penelitian adalah meneliti sastra
lisan Sunda. Sehubungan dengan itu...
c.
Pada tanggal 14-18 juli 1990 kami akan mengadakan penataran
Kebahasaan Indonesia. Tujuan penataran itu adalah sebagai berikut.
d.
Himpunan Pembina Bahasa Indonesia akan menyelenggarakan
Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia. Pada tanggal 5-6 Novenber 1978, di Wisma
Samudra, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta.
e.
Dalam sebuah media massa terbitan Jakarta, kami telah membaca
bahwa rumput laut telah dibudidayakan. Sehubungan dengan itu, kami ingin
mendapatkan informasi tentang perbudidayaan rumput laut itu.
Di samping itu,
paragraf pembuka berisi balasan (jawaban)seperti dalam contoh berikut:
a.
Pertanyaan Saudara yang terterah pada surat Saudara tanggal
10 Januari 1986, No. 05/Diklat/1/1/1986 akan kami jawab sebagai berikut.
b.
Surat anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami
ingin memberitahukan hal berikut.
c.
Sesuai dengan permintaan Saudara dalam surat tanggal 4
Januari 1989, No. 29/H/PU/1989, bersama ini kami kirimkan seberkas surat
perjanjian kerja.
Dalam paragraf
isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan kepada penerima surat. Namun, isi
surat harus singkat, lugas, dan jelas.Paragraf penutup merupakan simpulan dan
kunci isi surat. Di samping itu, paragraf penutup dapat mengandung harapan
penulis surat atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat.
Contoh paragraf
panutup:
a.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini,
kami ucapkan terima kasih.
c.
Besar harapan kami, Saudara dapat memanfaatkan sumbangan
kami.
d.
Mudah-mudahan jawaban kami dapat memuaskan Saudara.
7.
Nama Pengirim
Nama pengirim
surat ditulis di bawah tanda salam penutup. Tanda tangan diperlukan sebagai
keabsahan surat dinas. Dalam penulisan nama pengirim perlu diperhatikan hal
berikut:
a.
Penulisan nama tidak perlu menggunakan huru kapital
seluruhnya, tetapi menggunakan huruf awal kapital pada setiap unsur nama.
b.
Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu
bergaris bawah dan tidak perlu diakhiri dengan tanda titik.
c.
Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.
Contoh: Drs. Doni Susanto,
Kepala Drs. Doni Susanto
NIP 130130130
8.
Tembusan Surat
Kata tembusan
yang ditulis dengan huruf awal huruf kapital(Tembusan) diletakkan di sebelah kiri
pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar dengan
nama pengirim surat. Tulisan Tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa digaris
bawahi. Bagian ini hanya dicantumkan jika surat itu memerlukan tembusan untuk
beberapa instansi atau pihak lain yang ada hubungannya dengan surat yang
bersangkutan.
Ketentuan isi
tembusan itu adalah sebagai berikut:
a.
Jika pihak yang diberi tembusan itu lebih dari satu, diberi
nomo urut sesuai dengan jenjang jabatan pada instansi itu. Jika pihak yang
diberi tembusan hanya satu, tidak diberi nomor.
b.
Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama
orang dan bukan nama kantor atau instansi.
c.
Dalam tembusan tidak perlu digunakan ungkapan Kepada Yth.
atau Yth.
d.
Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi
ungkapan untuk perhatian, untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau
ungkapan lain yang mengikat.
e.
Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan arsip karena
setiap surat dinas itu harus memiliki arsip.
Contoh:
Tembusan:
Tembusan:
Kepala Bagian Perlengkapan
1. Direktur Pemilihan Bahan
2. Kepala Bagian Perlengkapan
3. Dra. Sabaindah
9.
Inisial (Sandi)
Inisial(Sandi)
di tempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan(kalau
ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan
pengetik surat. Inisial berguna untuk keperluan selingkung surat untuk
mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat.
Contoh: - HA/SS
HA singkatan nama pengonsep: Hidayah Asmuni
SS singkatan nama pengetik: Sandi Susaty.
III.
PENUTUP
Surat menyurat
adalah salah satu bentuk komunikasi dengan mempergunakan surat sebagai alat,
oleh karena itu surat menyurat merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat
penting dan setiap waktu dilakukan dalam tugas sehari-hari dalam kantor.
Surat merupakan
salah satu alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan
dari pihak lain untuk menyampaikan berita dengan demikian jelas bahwa surat
sangat penting artinya dalam membantu memperlancar tercapainya tujuan
organisasi.
Perlu diusahakan
agar dapat membuat surat dengan baik, sebab penilaian negatif terhadap surat
akan dapat mempengaruhi pula penilaian negatif dalam organisasi.
Berdasarkan
simpulan di atas, maka surat menyurat sangatlah penting dalam suatu organisasi
karena surat-menyurat merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi dalam
organisasi yang berbentuk tulisan, proses surat menyurat ini lebih diutamakan
untuk lingkungan ekstern organisasi yang sangat berpengaruh dalam menciptakan
link organisasi. Dengan adanya surat menyurat yang baik dan rapi, maka dapat
mendukung tercapainya tujuan organisasi yaitu bisa bertahan (Survival) dan bisa
tumbuh berkembang (Growth).
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Syamsir. 1987. Pedoman Penulisan
Surat menyurat Indonesia. Padang: Angkasa Raya.
Departemen Pendidikan Nasional.
2004. Panduan Materi SMP/MTs Ujian
Akhir Nasional. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.
Nurdin, Ade. 2005. Intisari
Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Soedjito dan
Solchan TW. 1999. Surat-Menyurat
Resmi dalam Bahasa Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudarsa,
dkk. 1992. Surat Menyurat dalam
Bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ritonga, Parlaungan, 2010.
Bahasa Indonesia Praktis, Medan : Bartong Jaya
MENULIS
SURAT DINAS
(Makalah)
Diajukan Sebagai Salah Satu
Tugas Kelompok
Mata
Kuliah Menulis
Semester Genap
Dosen Pengampu : Dr. H.
Dalman, M. Pd.
Disusun oleh
Kelompok XXIV
1.
Fifin Mudrikah 10040032
2.
Umi Hamidah 10040003
3.
Siti Endariyah 10040025
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Kelas :IV.A
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2012
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT dan
karunia-Nya yang telah di limpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yaitu tentang Menulis Surat Dinas, makalah ini penulis
susun untuk memenuhi mata kuliah Menulis.
Dalam penulis makalah ini,
penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Drs. H. Dalman, M. Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah
Menulis.
2.
Teman-teman yang telah membantu kami menyelesaikan makalah
ini.
Dalam penyusunan tugas ini penulis
menyadari belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun .
Semoga dengan selesainya
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pembaca.
Pringsewu, April 2012
Penulis
Kelompok XXIV
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
I.
PENDAHULUAN................................................................................. 1
II.
PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.1 Pengertian
Surat dan Jenisnya........................................................... 2
2.2 Pengertian
Surat Dinas dan Jenisnya................................................ 3
2.3 Sistematika
Surat Resmi atau Surat Dinas........................................ 6
III.
PENUTUP 17
DAFTAR PUSTAKA
|